Minggu, 27 Februari 2011

Setelah Merenungi Kota

Sebuah perjalanan panjang,nadiku mengutuk setiap kata dan peristiwa
dalam kota yang kehilangan air mata…
lesbian yang lucu pada setiap gedung – gedung
dalam kemandulan imaji…

para satria rela telanjang demi pangkat dan kedudukan…
hei arjuna ! matamu merah setelah menenggak darah
keringatmu bau sampah tubuhmu kekuning kuningan…
ke ladang yang kering kerontang rumput-rumput
teraniaya langit,padi-padi terpaksa menguning tanpa isi…



para petani mencangkul sawah dengan leher tergrok harga pupuk
daun-daun pucat penuh debu dan angin berhembus malu-malu…
ternyata kemerdekaan hanya milik singa-singa industri
dan sejumlah orang-orang bertahta…

memasuki lorong-lorong yang sempit para ibu
menyusui anaknya dengan puting yang berdarah…
para bapak mengunyah aspal sambil menggaruk muka
dengan pecahan kaca seketika tikus-tikus mati besama
bau borok yang menyengat…



di masjid besar anak-anak berlarian mencari tuhan…
yang di sembunyikan tiang-tiang,azan dikumandangkan
dalam speaker yang batuk semntara sepatu dan sandal dicuri
malaikat maut yang miskin…

pada pasar-pasar yang tak pernah tidur
ikan asin berbaris sambil menyumpahi iblis,
sayur-sayur diikat kebohongan para pedagang
lalu tetesan keringat kuli panggul mengkristal
bersama bau pekat mentimun dan tomat busuk…


Tuhan,selamatkanlah kotaku…
logos
 
Copyright (c) 2010 Welcome. Buatan Arif Tirtana